TUGAS 2
KEWARGANEGARAAN
Strategi
Pembangunan pada Orde Reformasi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah ini dapat terselesaikan
karena bantuan dari sumber-sumber informasi menegnai permaslahan ini, Dan
makalah selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati
dan dengantangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagiseluruh pembaca.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Indonesia terus membangun. Siapapun
pemimpin negeri ini harus tetap berkomitmen untuk membangun. Sejak kita merdeka
tahun 1945 proses pembangunan sudah dimulai dan sampai sekarang terus
berlangsung. Pembangunan dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia agar hidupnya
sejahtera lahir dan batin. Kesejahteraan memiliki artipeningkatan kualitas
hidup dan kehidupan yang ditandai dengan tercukupinya kebutuhan dasar manusia,
meliputi pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan danenergi.
Adapun pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi
kebutuhan manusia generasi saat ini
tanpa mengurangi terpenuhinya kebutuhan manusia dimasa yang akan datang dengan
tanpa merusak/menurunkan fungsi kelestarian lingkungan.Ide pembangunan
berkelanjutan pertama kali muncul tahun 1972 pada KTTtentang Pembangunan &
Lingkungan di Stockholm (Swedia) yang disponsori oleh PBB.Konsep pembangunan
berkelanjutan selanjutnya disempurnakan oleh Munasinghe (1993)yang menyatakan
bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan proses pengelolaan SDAdan Lingkungan
untuk memenuhi kebutuhan manusia agar hidup dan kehidupannyasejahtera (lahir
dan batin) dengan berorientasi pada tiga dimensi tujuan utamapembangunan yang
harus dirancang secara bersamaan, yaitu dimensi ekonomi, sosial
danekologi.Melalui makalah ini, kami mencoba untuk memberikan beberapa
kebijakanpembangunan di Indonesia berdasarkan pada Era Orde Lama, Era Orde Baru
dan EraReformasi.
B. Pembatasan
Masalah
Melihat dari latar belakang masalah
serta memahami pembahasannya makapenulis dapat memberikan batasan-batasan pada
:Kebijakan pembangunan di Indonesia pada Era Orde Lama, Era Orde Baru dan Era
Reformasi.
C. Rumusan
Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan
makalah ini adalah :1.
Apakah arah pembangunan Indonesia
sudah benar dan mencapai sasaran sertatujuannya?2.
Apakah pembangunan kita sudah
berhasil memenuhi harapan sebagian besarrakyatnya?3.
Apa kriteria yang dapat dipakai
untuk mengukurnya?
D.
Tujuan Penulisan
Tujuan daripada penulisan makalah
ini adalah :
Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan
pembangunan yang diterapkan pada masaEra Orde Lama, Era Orde Baru dan Era
Reformasi.
E. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,khususnya kepada
mahasiswa/mahasiswi Magister Ilmu Administrasi Universitas Bengkuluuntuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kebijakan-kebijakan pembangunanyang
diterapkan pada masa Era Orde Lama, Era Orde Baru dan Era Reformasi di
Indonesia ini.Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya
penulisan makalah inidiharapkan dapat dijadikan acuan untuk lebih dapat
memahami tentang pembangunan diIndonesia ini.
F. Metode Pengumpulan Data
Data penulisan makalah ini diperoleh
dengan metode studi kepustakaan. Metodestudi kepustakaan yaitu suatu metode
dengan membaca telaah pustaka tentang
SudahkahPembangunan Berada di Rel
yang Benar dan Mencapai Sasaran
di Indonesia ini. Selain itu,
penulis juga memperoleh data dari internet.
BAB II ISI
Indonesia terus membangun. Siapapun
pemimpin negeri ini harus tetap berkomitmenuntuk membangun. Sejak kita merdeka
tahun 1945 proses pembangunan sudah dimulai dansampai sekarang terus
berlangsung. Pembangunan dapat didefinisikan sebagai suatu prosespengelolaan
sumber daya alam (SDA) dan lingkungan (L) untuk memenuhi kebutuhan(needs)
manusia agar hidupnya sejahtera lahir dan batin. Kesejahteraan memiliki
artipeningkatan kualitas hidup dan kehidupan yang ditandai dengan tercukupinya
kebutuhandasar (basic needs) manusia, meliputi pangan, sandang, papan,
pendidikan, kesehatan,keamanan dan energi. Adapun pembangunan berkelanjutan
(sustainable development)adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia
generasi saat ini tanpa
mengurangi terpenuhinya kebutuhan
manusia di masa yang akan datang dengan tanpamerusak/menurunkan fungsi kelestarian
lingkungan (WCED, 1987).Ide pembangunan berkelanjutan pertama kali muncul tahun
1972 pada KTT tentangPembangunan & Lingkungan di Stockholm (Swedia) yang
disponsori oleh PBB. Konsep pembangunan berkelanjutan selanjutnya disempurnakan
oleh Munasinghe (1993) yang menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan
merupakan proses pengelolaan SDA dan Luntuk memenuhi kebutuhan manusia agar
hidup dan kehidupannya sejahtera (lahir danbatin) dengan berorientasi pada tiga
dimensi tujuan utama pembangunan yang harus dirancang secara bersamaan, yaitu
dimensi ekonomi, sosial dan ekologi.Dimensi ekonomi bermuara pada tercapainya
pertumbuhan (growth) ekonomimasyarakat yang positif, dimensi sosial bermuara
pada tercapainya stabilitas dan harmonisasi sosial (tanpa konflik), sedangkan
dimensi ekologi bermuara pada tetap terpeliharanya kelestarian fungsi
lingkungan (ekosistem) sebagai modal pembangunan maupun sebagai habitat dari makhluk hidup
yang ada di dalamnya yang saling berinteraksi.Dengan demikian, amanat pembangunan
adalah menjamin tercapainya tingkat hidup dankehidupan rakyat (masyarakat dalam
arti luas) yang sejahtera (lahir dan batin), baik secara ekonomi, sosial dan
ekologi (lingkungan)Kebijakan
Pembangunan di Indonesia:
A. Era Orde Lama
Sejak merdeka pada 17 Agustus 1945
sampai sekarang sudah berlangsung hampir 66tahun. Bila kita putar ulang
sejarah, pada era 1945
–
1965, disebut era orde lama
yangdipimpin oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno pembangunan Indonesia pada
saat itu barudititikberatkan pada pembangunan stabilitas ideologi. Saat itu,
terjadi perang antara pahamateis dan paham agamis. Yang akhirnya, dimenangkan
oleh paham agamis.Ketidakstabilan terlihat dengan munculnya banyak partai
politik. Muncul banyak pemberontakan akibat kondisi masyarakat yang semakin
melarat, terutama di daerah.Pada zaman ini, kondisi perekonomian masyarakat
benar-benar terpuruk. Harga bahan pokok melonjak sangat tinggi, masyarakat
tidak mampu membeli beras sehingga
terpaksa makan bulgur dan memakai
baju dari karung. Menurut Emil Salim, laju inflasimenjelang peristiwa
G-30-S/PKI, sangat teramat tinggi sepanjang sejarah. Indeks biaya hidup tahun
1960 sampai tahun 1966, naik 438 kali. Harga beras mengganas naik 824 kali.
Begitu pula harga tekstil naik 717 kali. Sementara nilai rupiah sekarat dari
Rp160 saja menjadiRp120 ribu per satu dolar AS.Angka-angka itu cukup menjadi
bukti ilustratif betapa malapetaka yang menghantam bangsa Indonesia saat itu
demikian dahsyat. Ditambah lagi tragedi pergolakan politik nasional yang berpuncak
pada Gerakan 30 September/PKI, yang membuat bangsa ini dalamkondisi chaos.
Dengan demikian pemerintahan orde lama tidak berhasil (gagal) mengemban amanat
pembangunan untuk mensejahterakan kehidupan rakyatnya.
B.
Era Orde Baru
Era selanjutnya adalah era
1966-1998, disebut juga sebagai era orde baru yangdipimpin oleh Presiden RI
kedua Soeharto. Pada saat itu, pemerintahan orde baru dinilaitelah berhasil
menyelamatkan bangsa ini dari krisis. Menurut Emil Salim, pada kuliahprogram
sejarah lisan Indonesia (1965-1971) di CSIS (Centre for Strategic and
InternationalStudies), Jakarta, Agustus 1999, ada lima kebijakan yang dianggap
manjur dalam upayapemulihan ekonomi kala itu. Pertama, pengendalian inflasi
melalui kebijakan anggaran berimbang, dan kebijakan moneter ketat. Kedua,
pencukupan kebutuhan pangan. Ketiga,pencukupan kebutuhan sandang. Keempat,
rehabilitasi berbagai sarana dan prasaranaekonomi. Kelima, peningkatan ekspor
dengan mengembalikan share sepenuhnya padaeksportir. Selain itu, juga
digulirkan kebijakan jitu lainnya saat itu, yakni deregulasi dandebirokratisasi
(Paket 10 Februari dan 28 Juli 1967, dan seterusnya). Kemudian,
pemerintah juga membuka kran penanaman modal asing, secara bertahap. Kebijakan-kebijakan
itu sangat berhasil menjinakkan liarnya laju inflasi. Inflasi turundrastis dari
kisaran angka 650 persen (tahun 1966) menjadi 100 persen (1967), dan 50
persen(1968). Bahkan sudah terkendali di angka 13 persen (1969). Untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja, pemerintahan orde
baru mengundang penanaman modal asing. Pemerintahan orde baru memusatkan diri
pada pembangunan ekonomi, tanpamengabaikan bidang-bidang lain, misalnya politik
dan sosial.Pada era ini muncul konsep Trilogi Pembangunan, yaitu model
pembangunan yangberorientasi pada tiga aspek penting, yaitu stabilitas
nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Trilogi pembangunan adalah wacana pembangunan nasional yang dicanangkan oleh
pemerintahan orde baru sebagai landasan penentuan kebijakan politik, ekonomi,
dan sosial dalam melaksanakan pembangunannegara. Pemerintah menyusun
pembangunan dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai landasan bagi
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan dijabarkan setiap tahun dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dilaksanakan dalam bentuk
Pembangunan Lima Tahun (Pelita).Selama 32 tahun memerintah, Pak Harto secara
teratur dan konsisten melaksanakan program Pelita demi Pelita. Hasilnya,
pertumbuhan ekonomi bergerak dengan cepat rata-rata 6,8 persen per tahun.
(baca: Pak Harto Membangun Indonesia). Pada tahun 1984Indonesia diakui oleh PBB
berhasil berswasembada beras, angka kemiskinan menurun,indikator kesejahteraan
rakyat makin membaik seperti angka partisipasi pendidikan dan penurunan angka
kematian bayi, serta industrialisasi meningkat pesat.Pemerintah juga berhasil
menggalakkan preventive checks untuk menekan jumlahkelahiran lewat Keluarga
Berencana (KB) dan pengaturan usia minimum orang yang akanmenikah. Dengan
pendekatan keamanannya yang menonjol dalam konsep trilogi tersebut,Indonesia
dinilai berhasil menjaga stabilitas keamanan negara dan ketertiban
masyarakatserta mendorong pertumbuhan makro ekonomi secara perlahan naik
positif. Namun, secaramikro ekonomi sebaliknnya, karena prinsip ketiga dari
konsep trilogi tersebut, yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya tidak
terjadi. Kue ekonomi hanya dinikmatioleh segelintir orang (sekompok kecil
konglomerat yang dekat dengan pusat kekuasaan),sedangkan masyarakat kecil yang
jauh dari kekuasaan kondisinya semakin melarat.Konsep trickle down effect (efek
menetas ke bawah) yang dijanjikan oleh pemerintah(pusat) tidak terjadi di
daerah. Kesenjangan ekonomi antar-daerah, antar-golongan pekerjaan dan
antar-kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, serta penumpukan utang
luar negeri juga terus menumpuk. Pembangunan telah menimbulkan konglomerasidan
bisnis yang sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan hanya mengutamakan
pertumbuhan ekonomi makro tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi mikro, dan
social masyarakat yang adil.Dengan demikian pada orde baru meskipun berhasil
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (secara makro), tapi secara fundamental
pembangunan nasional sangat rapuh.Sejalan dengan hal tersebut, laju kerusakan SDA
dan pencemaran lingkungan terus terjadiyang ekskalisinya cenderung terus
meningkat dan meluas. Ujung-ujungnya pembangunanIndonesia pada era orde baru
tidak berkelanjutan, baik secara ekonomi, politik, sosialmaupun ekologi
(lingkungan). Dengan kata lain pemerintahan orde baru juga gagal mengemban
amanat pembangunan untuk mensejahterakan kehidupan rakyatnya.
C. Era Orde
Reformasi
Setelah berakhirnya orde baru,
muncullah orde reformasi yang berlangsung sejaktahun 1998 sampai saat ini
(2011) telah mengalami pergantian empat kali pemerintahan dan
empat presiden. Orde ini pun banyak
dipengaruhi oleh tekanan politis serta euforiamasyarakat mengenai kebebasan
mengemukakan pendapat dan berdemokrasi. Berkacapada orde sebelumnya, yang
kolaps disebabkan antara lain karena utang luar negeri, yangpada saat itu
besarnya utang luar negeri saja telah mencapai lebih dari tiga kali
APBNsetahun, sehingga beban pembayaran cicilan dan bunga utang sangat
besar.Selama 11 tahun terakhir, negara telah membayar utang sebesar Rp1.596,1
triliundan 54 persen di antaranya atau sekitar Rp864,67 triliun adalah untuk
membayar bungautang yang jatuh tempo. Jumlah keseluruhan pembayaran utang
pemerintah tersebut lebihdari 7,8 kali penerimaan APBN 2000, 4,7 kali
penerimaan APBN 2003, 2,5 kali penerimaanAPBN 2006, dan 1,6 kali penerimaan
APBN 2010. Jumlah ini juga hampir menyamai jumlahutang negara tahun ini
Rp1.667,7 triliun. Sedangkan total pembayaran bunga utangpemerintah lebih besar
dari anggaran penerimaan pajak tahun ini Rp743,3 triliun.Meski Indonesia telah
membayar utang sebesar Rp1.667,7 triliun selama 11 tahunterakhir, utang
Indonesia tidak turun, tapi justru membengkak dari jumlah utang pada tahun2000,
yakni Rp1.235 triliun. Bahkan, jika dibandingkan jumlah utang pemerintah tahun
1998sebesar Rp553 triliun, jumlah utang pemerintah Indonesia tercatat Rp1.695
triliun atau naikRp17,13 triliun dibanding akhir 2010. Bila dikonversi ke
dollar Amerika Serikat, utangIndonesia mencapai US$ 187,19 miliar. Jika dibagi
jumlah penduduk Indonesia 237,556 juta jiwa berdasarkan hasil sensus
penduduk 2010, maka setiap penduduk Indonesia memikulutang negara sebesar Rp7
juta.Selama 11 tahun berlangsungnya orde reformasi kinerja pembangunan
Indonesiatampaknya hanya jalan di tempat, bahkan cenderung mundur, terutama
jika dilihat daridimensi sosial dan ekologi (lingkungan). Konflik sosial secara
horisontal lebih kerap terjadi dan hampir merata (menyebar di seluruh wilayah
Indonesia).Belum lagi mental korupsi yang sudah berakar di semua lapisan,
pemerintah saat inibelum mampu menumpas secara keras oknum-oknum korupsi
tersebut. Sehinggakeberlanjutan yang terjadi di Indonesia adalah keberlanjutan
korup dan utang. Demikian pulapencemaran lingkungan dan kerusakan berbagai tipe
ekosistem, baik di darat maupun diperairan telah terjadi makin sering dan
meluas. Hal tersebut dapat dilihat dari makin seringnya terjadi bencana
ekologis berupa banjir dan longsor yang terjadi hampir di seluruh wilayah
(pelosok) Indonesia. Demikian, amanat pembangunan yang dijalankan pada era reformasi
ini juga belum berhasil dijalankan dengan baik.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas,
dapat disimpulkan Bahwa pembangunan kita saat ini belum berhasil dijalankan
dengan baik, Arah pembangunan Indonesia belum mencapai sasaran serta tujuannya,
Selama 11 tahun berlangsungnya orde reformasi kinerja pembangunan Indonesia
tampaknya hanya jalan di tempat, bahkan cenderung mundur, Demikianlah makalah
yang berjudul
”Strategi
Pembangunan pada Orde Reformasi”
ini penulis buat, semoga bermanfaat
bagi kita semua.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar